Jumat, 13 Juni 2008

Racun yang Mematikan


Dahulu kala dinegeri Cina adalah seorang gadis bernama Li-li.

Ia baru menikah dan tinggal di rumah mertuanya.

Dalam waktu singkat ia tahu bahwa ia sangat tidak cocok tinggal serumah bersama ibu mertuanya, karakter mereka sangat jauh berbeda. Dan Li-li sangat tidak menyukai kebiasaan ibu mertuanya.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan Li-li dan ibu mertuanya tidak pernah berhenti berdebat dan bertengkar. Yang paling Li-li kesal adalah adat kuno Cina yang mengharuskan ia harus selalu menundukkan kepala untuk menghormati mertuanya dan mentaati segala kemauannya. Semua kemarahan dan ketidak bahagiaan didalam rumah itu menyebabkan kesedihan yang mendalam pada hati suami Li-li yang berjiwa sederhana.

Akhirnya Li-li merasa tidak tahan lagi terhadap sifat buruk dan kelakuan ibu mertuanya dan ia benar-benar bertekad untuk melakukan sesuatu.

Li-li menjumpai seorang teman ayahnya seorang sinshe yang bernama Wang yang mempunyai Toko Obat Cina. Ia menceritakan semua situasinya dan minta dibuatkan ramuan racun yang kuat untuk diberikan kepada ibu mertuanya. Sinshe Wang berpikir keras sejenak lalu ia berkata:"Li-li,saya mau membantu kamu menyelesaikan masalahmu tapi kamu harus mendengarkan saya dan mentaati apa yang saya sarankan."

"Baik,saya akan mengikuti apa yang bapak katakan"

Sinshe Wang masuk kedalam dan tak lama ia kembali dengan menggenggam sebungkus ramuan. "Kamu tidak bisa memakai racun yang keras yang mematikan seketika untuk menyingkirkan mertuamu karena hal itu akan membuat semua orang curiga.Oleh karena itu saya memberi kamu ramuan beberapa jenis tanaman obat yang secara perlahan-lahan akan menjadi racun ditubuhnya."Sinshe Wang melanjutkan,"Setiap hari, sediakan makanan yang enak-enak dan masukan sedikit ramuan obat ini kedalamnya, lalu supaya tidak ada yang curiga saat ia akan mati, kamu harus hati-hati sekali dan bersikap sangat bersahabat dengannya, jangan berdebat dengannya, taati semua kehendaknya dan perlakuan dia seperti seorang ratu."

Li-li sangat senang. Ia berterimakasih kepada Sinshe Wang dan buru-buru pulang kerumah untuk melaksanakan niatnya membunuh sang ibu mertua. Minggu demi minggu bulan demi bulan berganti, setiap hari li-li melayani mertuanya dengan makanan yang enak-enak yang sudah "dibumbuinya".

Ia mengingat pesan sinshe Wang tentang mencegah kecurigaan, maka ia mulai belajar untuk mengendalikan amarahnya, mentaati perintah ibu mertuanya dan memperlakukannya seperti ibu kandungnya sendiri.

Setelah enam bulan berlalu, suasana di dalam rumah berubah drastis. Li-li sudah mampu mengendalikan amarahnya sedemikian rupa sehingga ia menemukan dirinya tidak lagi sering marah-marah atau kesal. Ia tidak pernah lagi berdebat dengan ibu mertuanya. Selama enam bulan terakhir ia mendapatkan ibu mertuanya kini lebih ramah padanya. Sikap sang ibu mertua terhadap Li-li telah berubah dan mulai mencintai Li-li seperti puterinya sendiri. Ia terus menceritakan kepada kawan-kawannya dan sanak familinya bahwa Li-li adalah menantu yang paling baik yang ia peroleh. Li-li dan ibu mertuanya saling memperlakukan satu sama lain seperti layaknya seorang ibu dan anak sesungguhnya. Suami Li-li sangat bahagia menyaksikan semua yang terjadi.

Suatu hari Li-li pergi menjumpai sinshe Wang dan meminta bantuannya sekali lagi.Ia berkata,"Pak Wang, tolong saya untuk mencegah supaya racun yang saya berikan kepada ibu mertua saya janagn sampai membunuhnya!"ia telah berubah menjadi seorang ibu yang begitu baik sehingga saya sangat mencintainya seperti ibu saya sendiri. Saya tidak mau ia mati karena racun yang saya berikan padanya.."

Sinshe Wang tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepalanya:"Li-li,tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Saya tidak pernah memberi kamu racun. Ramuan yang saya berikan kepadamu hanyalah ramuan penguat badan untuk menjaga kesehatan beliau. Satu-satunya racun yang ada adalah yang terdapat didalam pikiranmu sendiri dan didalam sikapmu terhadapnya.."

"Tetapi semuanya telah disapu bersih dengan cinta yang kamu berikan kepadanya.."

===========================

Sadarkah anda bahwa sebagaimana anda memperlakukan orang lain maka demikianlah persis bagaimana mereka akan memperlakukan anda?


Ada pepatah Cina kuno berkata :"Orang yang mencintai orang lain akan dicintai juga sebagai balasannya."

Tidak ada komentar: